LDII Ajak Ummat Islam Waspadai Upaya Memecah Belah Kerukunan Ummat

Peristiwa LDII – UIKA Bogor Dibenturkan adalah pilot project dalam upaya memecah belah ummat

Saya juga sampaikan bagaimana bisa anda (Ahmad) mengatakan bahwa peserta harus beretika moral, sementara tema yang diusung sangat provokatif dan mengesampingkan aspek-aspek etika moral secara intelektual…” demikian Iskandar selaku Ketua PC LDII Tanah Sereal memberikan penjelasan.

MafazaOnline | Jakarta –  Ketua Umum DPP Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII), Prof . Dr. H. Abdullah Syam, MSc., mengajak ummat Islam untuk mewaspadai upaya-upaya pihak-pihak tertentu untuk memecah belah persatuan ummat Islam. Hal ini sudah mulai muncul gejalanya dalam beberapa waktu terakhir, yang akan dapat berdampak politik dan kamtibmas menjelang pemilu 2014 mendatang.

“Tidak jauh-jauh, LDII sendiri mendapatkan cobaan atau bahkan dijadikan pilot project dalam upaya memecah belah ummat ini. Seperti kita saksikan bersama dalam beberapa waktu terakhir, ada pihak-pihak yang seolah-olah begitu menguasai seluk beluk LDII dan bahkan mengaku mantan pengurus LDII di berbagai forum, dengan tujuan memprovokasi ummat Islam untuk saling berbenturan,” terang Abdullah Syam dalam silaturrahim dengan sejumlah tokoh masyarakat dan media, Senin (17/6).

Awalnya silaturrahim tersebut adalah untuk bersama-sama memantau sidang paripurna APBN-P yang sedang berlangsung di DPR dan soal rencana kenaikan BBM, namun karena beberapa media menyoroti LDII terutama kasus yang terjadi di Universitas Ibnu Khaldun (UIKA) Bogor,  Abdullah Syam merasa harus meluruskan. Apalagi dengan kehadiran Iskandar, Ketua PC LDII Tanah Sereal,  Bogor, sehingga yang bersangkutan dianggap sebagai yang berkompeten untuk menjelaskan.

Dalam penjelasan yang disampaikan oleh Iskandar, diperoleh keterangan ia tidak menampik bahwa telah mengetahui acara tersebut pada hari Jumat (14/6) siang, atau sehari sebelum acara. Ia mengetahui dari brosur yang disebarkan (terlampir), dimana panitia juga mencantumkan nomor HP sehingga ia kemudian melakukan komunikasi.

Iskandar bersama beberapa teman pada jumat malam, ke kampus UIKA guna menemui panitia pelaksana di mesjid al-Hijri UIKA, tempat acara akan diselenggarakan esok hari. Namun Iskandar tak dapat menemui panitia yang mendatangkan Ustad bernama Adam Amrullah yang akan berbicara tentang Kesesatan LDII dan melakukan Ruqyah gratis untuk umum.

Dari kontak telepon dengan panitia sebagaimana tercantum dalam brosur yang selanjutnya diketahui bernama Ahmad, yang bersangkutan tidak bersedia menemui dengan alasan sedang persiapan ujian.

“Dari pembicaraan via telepon, kami sampaikan bahwa dikarenakan tema acara yang akan diusung besok sangatlah provokatif, justifikatif dan mendeskreditkan LDII maka kami khawatir akan ada gejolak besar dari warga LDII sehingga terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Ahmad mengatakan bahwa semuanya sudah kita persiapkan,” terang Iskandar.

Mendengar jawaban ‘semuanya sudah kita siapkan’,  lalu Iskandar bertanya lebih lanjut mengenai sejauh mana rencana pengamanan acara besok? Lalu Iskandar juga setengah mengetes dengan mengatakan bahwa dimungkinkan dari LDII akan hadir sekitar 700 peserta.

Pernyataan Iskandar tersebut lantas dijawab oleh Ahmad, bahwa keamanan yang disiapkan adalah Menwa, Tae-kwondo, dan Merpati Putih. Berikutnya, demikian keterangan Iskandar, Ahmad mempersilahkan Iskandar dan warga LDII datang asalkan tetap beretika dan bermoral karena ini di lingkungan akademik.

Mendapat jawaban itu Iskandar pun menjawab bahwa ia tidak bisa menjamin karena  yang diundang adalah peserta umum.

“Saya juga sampaikan bagaimana bisa anda (Ahmad) mengatakan bahwa peserta harus beretika moral, sementara tema yang diusung sangat provokatif dan mengesampingkan aspek-aspek etika moral secara intelektual…” demikian Iskandar selaku Ketua PC LDII Tanah Sereal memberikan penjelasan.

Ketika salah satu wartawan menanyakan apakah benar Iskandar mengerahkan massa yang disebutkan? Iskandar menjawab bahwa itu untuk gertakan saja.

“Bagaimana mungkin saya di tingkat PC bisa mengumpulkan massa sebanyak itu dalam waktu singkat. Kami sebagai organisasi ada mekanisme atau prosedur ketika akan melakukan kegiatan keramaian, apalagi di tingkat PC, harus minta ijin DPD, bahkan DPW dan DPP, karena kami ada program kerja yang sudah baku berdasar putusan Rakernas, Rakerda, Rakercab yang harus disukseskan bersama dari tingkat DPP hingga PC,” kata Iskandar.

Iskandar kembali menekankan bahwa acara ini menurut undangan adalah untuk masyarakat umum sebagaimana dalam pamphlet yang disebarkan panitia. Jadi tidak benar media menulis bahwa itu semua adalah massa LDII, apalagi ada yang masuk masjid mengenakan sepatu dan mendobrak pintu.

Aksi saling dorong memang iya, tapi tidak ada pemukulan, atau perusakan. Yang terjadi saat ustad Muhajir (salah satu penanggung jawab acara, red) naik ke mimbar, papan yang jadi alas mimbar tidak kuat menahan beban, mimbar sempat miring dan pegangannya terlepas, lalu alqur’an yang ada di rak mimbar terjatuh dan tidak sengaja terinjak oleh beliau,” jelas Iskandar seraya menunjukkan video rekaman kejadian melalui ponselnya.

Di lain pihak, Ketua DPD LDII Jakarta Timur Drs. Sarji Faisal, SH, MPd., yang juga pengurus Dewan Masjid Indonesia (DMI) ketika dikonfirmasi tentang kebenaran sebagaimana tertulis di brosur bahwa Adam Amrullah adalah mantan Ketua Pemuda LDII Jakarta Timur, Sarji tegas menjawab. “Tidak benar itu. Tidak pernah ada nama Adam Amrullah dalam struktur organisasi, bahkan sebagai Ketua saya tidak mengenalnya.”

Dan soal Adam Amrullah yang mengaku sebagai tim forum komunikasi mantan LDII/Islam Jamaah, Sarji juga menegaskan bahwa masyarakat jangan terpancing dengan isu yang mengkaitkan LDII dengan Islam Jamaah.

“Memang benar LDII pernah dititipi oleh pemerintah melalui Mendagri untuk membina mantan aktifis Islam Jamaah supaya tidak bergabung dengan ekstrim kanan. Jadi bukan kemudian LDII menjadi Islam Jamaah. Orang-orangnya juga sudah pada meninggal. Sekarang LDII dalam era pemberdayaan ummat melalui pendidikan, kesejahteraan, kesehatan untuk membantu pemerintah dalam program MDG’s dan meningkatkan indeks pembangunan manusia Indonesia,” ujar Sarji.

Atas keterangan Iskandar tersebut, yang diperkuat Sarji Faisal, Ketua Umum DPP LDII menyimpulkan bahwa pembubaran acara tersebut adalah bentuk penolakan publik terhadap segala bentuk profokasi.

“Masyarakat kita sudah cerdas, sudah waktunya ummat bersatu menghadapi tantangan jaman seperti gempuran dekadensi moral, pemurtadan, balkanisasi Negara-negara dengan penduduk muslim dan sebagainya. Kalau ormas-ormas besar yang selama ini dengan LDII telah terjalin ukhuwah, kemudian terprovokasi oleh tindakan oknum yang bertindak atasnama pribadi ataupun untuk kepentingan tertentu, ini sangat disayangkan. Masyarakat yang sudah aman damai tiba-tiba diresahkan dengan aksi-aksi dan pernyataan-pernyataan tak dapat dipertanggung jawabkan, qoulazzuur, ini harus dihentikan. Mari membangun pendidikan, kesehatan, kesejahteraan ummat, jangan lagi mau diadu domba hanya untuk kepentingan sesaat seperti untuk politik atau dendam pribadi,” ajak Abdullah Syam. [*]

Tanggapan DPP LDII atas Keributan di Universitas Ibnu Khaldun Bogor

Saat meminta massa tenang, Ust Muhajir berdiri di atas mimbar yang rapuh, yang berakibat mimbar rusak dan Ust Muhajir secara tidak sengaja menginjak Alquran.”

serbu_jalMafazaOnline | Jakarta – Sebagai media yang bertujuan dakwah pemberdayaan ummat dalam pendidikan, kesehatan, kesejahteraan sosial, serta agar ummat tak hanya disibukkan dengan persoalan khilafiyah, perbedaan sikap, konflik horisontal dan agar tidak menjadi korban atas upaya memecah belah persatuan ummat, redaksi menerbitkan rilis berupa tanggapan DPP LDII atas keributan yang terjadi di UIKA-Universitas Ibn Khaldun, Sabtu (15/6/2013).

Berkembangnya pemberitaan atas protes massa atas ceramah di masjid UIKA yang cenderung menyudutkan LDII, kami Dewan Pimpinan Pusat LDII memberikan klarifikasi atas peristiwa tersebut.

Kami menyayangkan peristiwa itu terjadi, karena peserta tidak dapat menahan diri menanggapi provokasi Sdr Adam yang melakukan kampanye negative terhadap LDII. Fakta lain yang DPP LDII temukan saat mempelajari video dan foto, adalah tidak ada warga LDII yang melakukan pemukulan maupun perusakan masjid, ataupun menggunakan sepatu ke dalam masjid.

Yang kami temukan adalah kerusakan mimbar khotbah akibat pengurus masjid H Muhajir yang memanjat mimbar yang di dalamnya terdapat Alquran. Karena material mimbar yang rapuh, maka H Muhajir terjatuh dan menimpa Alquran. Selanjutnya dari video tersebut kami menemukan seseorang mahasiswa yang menggunakan kaos kaki, bukan sepatu ataupun sandal seperti yang ramai ditulis di media massa.

LDII juga tidak memobilisasi massa, karena surat undangan dialog diskusi oleh Sdr Adam bersifat terbuka.  Jadi LDII tidak bisa memastikan keributan tersebut dilakukan oleh warga LDII maupun umat Islam lainnya.

Adapun kronologi kericuhan tersebut sesuai wawancara dengan PC LDII Tanah Sareal dan rekaman video peristiwa adalah sebagai berikut:

Jumat 14 Juni 2013 pukul 13.00

Warga LDII mendapatkan informasi dari selebaran mengenai adanya diskusi membongkar kesesatan LDII dari Sdr Adam Amrullah (brosur terlampir).

Ketua PC LDII  Bogor H  Iskandar melaporkan hal tersebut kepada pihak Polsek Tanah Sereal. Setelah melakukan pengecekan lokasi, pihak Polsek Tanah Sereal tidak dapat mengintervensi kegiatan dikarenakan kegiatan dilaksanakan di dalam kampus dan diketahui oleh Pembantu Rektor III.

Jumat 14 Juni 2013 Pukul 20.00

DPD LDII Bogor dan PC LDII Tanah Sareal meminta warga LDII tidak terprovokasi dan apabila ada yang menghadiri acara tersebut, supaya tidak melakukan tindakan anarkistis. Pengurus DPD LDII Bogor menemui panitia di Masjid Al Hijr UIKA, tempat lokasi penyelenggaraan acara tersebut. Ternyata Pengurus DPD LDII Bogor tidak berhasil menemui panitia, melainkan hanya bertemu dengan dua orang mahasiswa biasa.

Pengurus DPD LDII Bogor berinisiatif menelepon panitia/contact person yang tercantum dalam brosur yang selanjutnya diketahui bernama Ahmad (087870136023). Ahmad tidak bersedia menemui kami dengan alasan sedang persiapan ujian, akhirnya pembicaraan dilakukan via telepon.

Adapun isi pembicaraan:

1.    DPD LDII Bogor menyarankan agar diskusi dengan Sdr Adam dibatalkan namun acara ruqiyah dilanjutkan. Mengingat apa yang disampaikan Sdr Adam bersifat provokatif, justifikatif, dan mendeskreditkan LDII. Saran tersebut disampaikan agar tidak ada gejolak besar dari warga LDII sehingga  terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Sdr Ahmad mengatakan bahwa semuanya sudah dipersiapkan

2.    Sdr Ahmad menjawab panitia telah menyiapkan pengamanan yang terdiri dari anggota Menwa, Tae-kwondo, dan Merpati Putih.

3.    Sdr Ahmad mempersilakan warga LDII datang asal tetap beretika dan bermoral apalagi ini dilingkungan akademis. Sdr Ahmad seperti tidak sadar bahwa acara yang dia helat adalah acara yang tidak beretika dan bermoral karena memecah belah umat Islam.

4.    Atas jawaban Sdr Ahmad, DPD LDII Bogor tidak bisa menjamin warga atau umat Islam lain, sebab Kami jawab, pertama saya tidak bisa menjamin itu, karena  yang anda undang adalah peserta umum dengan karakter masing-masing. Kedua, DPD LDII Bogor menyatakan mengapa panitia meminta peserta harus beretika moral, sementara temanya bersifat provokatif dan mengesampingkan etika moral secara intelektual.

5.    Akhirnya Sdr Ahmad mengaku bahwa dirinya hanya penerima pendaftaran bukan panitia yang bertanggung jawab pada acara tersebut. Setelah menanyakan nama peserta Sdr Ahmad menutup telepon dan tidak bisa dihubungi kembali.

Sabtu, 15 Juni 2013 Pukul 08.30

Acara dimulai, dibuka dengan pembacaan ayat Al-Qur’an dan sambutan ketua panitia yang berisi biodata Sdr Adam. Selanjutnya Sdr Adam masuk ruangan dan mengambil tempat di pojok kiri di mana laptop dan infocus disiapkan. Seluruh peserta merapat ke arah Sdr Adam dengan membentuk lingkaran sesuai permintaan panitia. Sdr Adam juga mengatakan, “Saya tahu bahwa disini juga hadir dari LDII………… Assalamualaikum,” katanya.

Sdr Adam mulai membuka slide. Sekitar 2 menit setelah  memberi pemaparan, terdapat peserta yang melakukan interupsi yang justru ditanggapi dengan keras oleh Sdr Adam, bahwa acara ini peserta dilarang melakukan interupsi. Ketegangan ini mengakibatkan seluruh peserta berdiri dan merangsek ke arah depan.

Panitia dengan cepat mengamankan Sdr Adam dengan menarik ke arah mimbar dan dilakukan pagar betis. Adu mulut dan dorong-dorongan terjadi sekitar 30 menit. Peserta dari warga LDII meminta Sdr Adam dikeluarkan dari lingkungan UIKA karena merusak ukhuwah islamiyah antara LDII dan UIKA yang sudah terbangun selama lebih dari 30 tahun.

Ust Muhajir (salah satu penanggung jawab acara) memberikan jaminan bahwa acara akan dihentikan. Peserta berhasil ditenangkan, Sdr Adam dimasukkan ke ruangan khusus oleh panitia. Meskipun Sdr Muhajir meminta peserta bubar dan menjamin bahwa Sdr Adam akan dikeluarkan dari kampus, namun peserta tetap bertahan di lokasi untuk memastikan Sdr Adam benar-benar dikeluarkan dari kampus.

Saat meminta massa tenang, Ust Muhajir berdiri di atas mimbar yang rapuh, yang berakibat mimbar rusak dan Ust Muhajir secara tidak sengaja menginjak Alquran.

Adapun negosiasi antara Ust muhajir dan Ketua PC LDII Tanah Sereal:

a.    Ust Muhajir memohon agar warga LDII bubar dan menjamin bahwa acara ini ditutup dan Sdr Adam dikeluarkan. Ust Muhajir tidak berani membawa keluar sebelum massa bubar

b.    Karena Mimbar mesjid rusak dan ada beberapa panitia  terpukul maka Ust Muhajir berjanji tidak akan melakukan pelaporan kepada kepolisian.

Pukul 11.30

Sdr Adam dan beberapa panitia dibawa ke polres oleh polisi dengan menggunakan mobil UIKA. Karena PC LDII dan Ust Muhajir sepakat untuk tidak saling melaporkan, maka PC LDII Tanah Sereal tidak membuat surat pengaduan ke Polres, sehingga Polres tidak dapat menahan Sdr Adam karena dianggap tidak ada pengaduan.

Demikian pernyataan DPP LDII dan kronologi peristiwa. Dengan demikian semoga semua pihak dapat menahan diri dan tidak terjadi kesimpangsiuran informasi yang justru memecah belah kerukunan antar umat Islam. DPP LDII menghimbau media massa dan semua pihak melakukan konfirmasi, dan media massa melakukan peliputan berimbang, cek ricek, dan coverboth side, agar tidak ada pihak yang terzalimi dalam pemberitaan mengenai keributan di UIK.  [*]